Oleh My Ano
Asalamuaalaikum!
Selamat Pagi gaess! Oh yah, Hari Minggu kemarin, pagi-pagi
gue iseng ke Dadaha. Dadaha adalah gelanggang olahraga di Kota Tasikmalaya,
yang tiap minggu selalu berubah menjadi pasar. Semacam pasar minggu lah. Karena
emang gak ada kerjaan sama udah lama gak kesana. Kira-kira 3 bulan lah, padahal
sewaktu nganggur hampir tiap minggu nongkrongin Dadaha. Saking seringnya, suka
ada ibu-ibu ngomong, “Mas parkirin mobil saya yah.”
Tujuan gue kesana, tidak lain tidak
bukan adalah cari yang aneh-aneh. Iyah, yang aneh. Di Dadaha memang selalu ada
yang aneh (itu juga menurut gue). Dari dagangannya lah sampai kelakuan pedagangnya
yang aneh. Dulu aja gue pernah nemuin orang yang seluruh tubuhnya di cat warna
perak. Pake kacamata yang gedenya melebihi mukanya sendiri dan bergerak menyerupai
robot. Walau keliatannya malah mirip robot baru akil balig.
Dan hari Minggu itu, gue nemuin yang
lebih aneh. Gue beserta temen gue berjalan mengelilingi Dadaha. Sekitar
jam setengah delapan pagi. Pagi itu cukup ramai. Orang-orang hilir mudik.
Langit nan cerah ceria terlihat bersih tanpa awan. Daun–daun berguguran di
terpa angin. Kumis tukang bubur, merah merona di sinari matahari pagi.
Sadaaaapp. Gue tiba-tiba berhenti lalu menunjuk manja ke arah samping. Ke arah
orang yang jual baju kaos buat anak-anak.
Gue: Liat tuh!
Temen gue: Hah apaan? cewek yah,
mana?
Gue: Bukan, itu bego! itu, kaos!
Temen gue: WOW! (bukan “wow” kagum
tapi “wow, gue nginjek tai kuda”)
Kaos itu memang kaos biasa saja,
tapi gambarnya lah yang luar biasa. Di kaos itu terdapat tulisan yang
benar-benar aneh abis: “KECILNYA
AJA KEREN APALAGI GEDENYA”
Sungguh kaos yang narsis.
Gue lalu berjalan-berjalan sebentar.
Gue nemu lagi kaos yang lebih aneh. tulisannya
“KATA
MAMA AKU MIRIP ARTIS.” Lengkap
dengan gambar Shaun the sheep di pinggirnya. Wow benar-benar aneh. Iyah mirip
artis, Shaun juga sama-sama artis kok.
Gue bisa bayangin, mungkin anak yang
memakainya seneng-seneng aja sekarang. Tapi liat, 10 tahun kemudian dia akan
nangis, “MAMA AKU GAK MIRIP ARTIS MAMA, AKU GAK MIRIP SHAUN”.
Perjalanan gue lanjutin kembali.
Karena gak nemu yang aneh lagi, gue putusin buat cari makan.
Namanya juga pasar, makanan apapun
ada di sono. Dari yang paling dominan seperti: Bubur ayam, sampai yang paling jarang di temui seperti: Bubur sapi (emang ada gitu). Tapi
karena lagi gak mood makan yang berat-berat, gue cari cemilan yang bikin
kenyang: Cakwe. Tukang cakwe nya jualan deket gor Sukapura.
Setelah membeli, kita cari tempat
buat makan itu Cakwe. Gue cari tempat yang pojok dan yang banyak rumput dan
pohonnya. Biar berasa kayak di hutan. Dan siapa tau aja ketemu Tarzan dan gue
akan berkata, “Zan… cakwe… mau…?”
Setelah cakwe habis, gue masih
duduk-duduk bentar. Eh tiba-tiba datang bapak-bapak. Kirain mau nyapa kita
kayak, “Hai sob, lagi ngapain”. Tau-taunya dia ngeloyong ke pohon (yang ada
disebelah kita) terus dia buka celana dan currrrrr. Selangnya ngocor.
“Ya ampun,” kata gue dalam hati. Dia
kencing gitu lho.
Baru saja kita makan cakueh, eh
dikasih dessert cacing
kremi. Benar-benar absurd. Dasar bapak yang tidak punya malu. Perasaan sekitar
situ ada masjid atau wc umum deh. Kenapa dia milih pipis dekat kita?
Jangan-jangan dia mau pamer? Pasti dipikirannya saat kencing tadi, “Lihat!
punya gue gede lho. Kuda aja kalah gede.”
Gue pun ngeloyong pergi, siap-siap muntah.
No comments:
Post a Comment