Oleh My Ano
TASIKEKSIS.BLOGSPOT.COM
Assalamualaikum, Selamat malam, Apa kabar? Baik Kan! Tetap masih dalam suasana lebaran tentunya, kali ini Anoy akan menceritakan sebuah tradisi di Tasikmalaya bagian selatan, di Sukaraja lah pokona mah! Eh sobat dirumah tau Sukaraja itu dimana? Pasti pada tau yah, itu kampung kelahiran Anoy. Oh ya di Sukaraja Ada sebuah tradisi Perang Lodong! Sobat tau apa itu Lodong? Lodong itu semacam sebangsaning Meriam gitu lah pokonyah. Kayaknya udah penasaran ya, ok fix langsung aja ke TKP.
Perang Lodong karbit, permainan yang sudah tradisi khas Sukaraja, menyemarakan suasana Lebaran di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Rabu malam ini. LIVE gess
Ternyata kegiatan yang di selenggarakan sekarang ini sudah rutin di adakan setiap tahunnya atau pelaksanaannya setelah hari raya Lebaran sekarang. Peserta yang mengikuti adalah sejumlah warga kampung Cempaka, Kampung Koleberes, dan Kampung Tonjong.
Ada tiga kampung yang ikut perang lodong karbit ini, yang selalu digelar setiap tahunnya. Perang lodong tersebut akan di gelar selama dua hari. Warga di tiga kampung itu saling membunyikan lodong yang terbuat dari pohon kawung atau pohon aren yang berukuran panjang sekitar 6 meter hingga 7 meter dengan lubang 60 hingga 70 cm.
Masing-masing warga di tiga kampung itu memasang 20 hingga 25 lodong yang di pasang di peltataran tanah galengan sawah lalu di arahkan lubangnya ke hamparan sawah lega yang cukup luas.
Perang lodong yang diselenggarakan dari dana iuran antar warga sekitaran kampung. Secara bergantian membunyikan lodong untuk memberikan kesan suara lodong agar dapat di dengar lebih keras antar kampung lainnya. Tentunya saling bergantian membunyikan lodong sekeras-kerasnya di setiap ke tiga kampung.
Suara yang terdengar keras sampai ke kampung lainya merupakan yang terbaik dan warga yang membunyikan menjadi kebanggaan dan sontak langsung bersorak kemudian di balas suara kepada kampung lainnya untuk membunyikan lodong lebih keras lagi.
Perang lodong ini ternyata sudah tradisi secara turun menurun yang sudah di lakukan oleh orang tua terdahulu yang selalu di gelar setelah hari raya lebaran.
Ternyata kerasnya suara yang di timbulkan dari lodong karbit itu di perkirakan bisa mencapai radius 4 km, terlihat beberapa orang pengunjung asal luar kota Tasikmalaya ada yang sengaja datang jauh-jauh hanya untuk melihat langsung dari dekat kegiatan tradisi perang Lodong.
Ternyata kerasnya suara yang di timbulkan dari lodong karbit itu di perkirakan bisa mencapai radius 4 km, terlihat beberapa orang pengunjung asal luar kota Tasikmalaya ada yang sengaja datang jauh-jauh hanya untuk melihat langsung dari dekat kegiatan tradisi perang Lodong.
Anoy sendiri mengakui saat terdengar bunyi lodong memang sangat keras yang membtat jantung Anoy berdetak seperti genderang mau perang dah hampir copot, jujur Anoy bangga jadi orang Sukaraja dan bangga punya tradisi seperti ini.
No comments:
Post a Comment