Saturday, December 13, 2014

Pasar Koejengkang Dadaha dan Segala Keanehannya

Oleh My Ano
 
Asalamuaalaikum!
Selamat Pagi gaess! Oh yah, Hari Minggu kemarin, pagi-pagi gue iseng ke Dadaha. Dadaha adalah gelanggang olahraga di Kota Tasikmalaya, yang tiap minggu selalu berubah menjadi pasar. Semacam pasar minggu lah. Karena emang gak ada kerjaan sama udah lama gak kesana. Kira-kira 3 bulan lah, padahal sewaktu nganggur hampir tiap minggu nongkrongin Dadaha. Saking seringnya, suka ada ibu-ibu ngomong, “Mas parkirin mobil saya yah.”

Tujuan gue kesana, tidak lain tidak bukan adalah cari yang aneh-aneh. Iyah, yang aneh. Di Dadaha memang selalu ada yang aneh (itu juga menurut gue). Dari dagangannya lah sampai kelakuan pedagangnya yang aneh. Dulu aja gue pernah nemuin orang yang seluruh tubuhnya di cat warna perak. Pake kacamata yang gedenya melebihi mukanya sendiri dan bergerak menyerupai robot. Walau keliatannya malah mirip robot baru akil balig.

Dan hari Minggu itu, gue nemuin yang lebih aneh. Gue beserta temen gue berjalan mengelilingi  Dadaha. Sekitar jam setengah delapan pagi. Pagi itu cukup ramai. Orang-orang hilir mudik. Langit nan cerah ceria terlihat bersih tanpa awan. Daun–daun berguguran di terpa angin. Kumis tukang bubur, merah merona di sinari matahari pagi. Sadaaaapp. Gue tiba-tiba berhenti lalu menunjuk manja ke arah samping. Ke arah orang yang jual baju kaos buat anak-anak.

Gue: Liat tuh!
Temen gue: Hah apaan? cewek yah, mana?
Gue: Bukan, itu bego! itu, kaos!
Temen gue: WOW! (bukan “wow” kagum tapi “wow, gue nginjek tai kuda”)

Kaos itu memang kaos biasa saja, tapi gambarnya lah yang luar biasa. Di kaos itu terdapat tulisan yang benar-benar aneh abis:    “KECILNYA AJA KEREN APALAGI GEDENYA”
Sungguh kaos yang narsis.

Gue lalu berjalan-berjalan sebentar. Gue nemu lagi kaos yang lebih aneh. tulisannya
“KATA MAMA AKU MIRIP ARTIS.” Lengkap dengan gambar Shaun the sheep di pinggirnya. Wow benar-benar aneh. Iyah mirip artis, Shaun juga sama-sama artis kok.
Gue bisa bayangin, mungkin anak yang memakainya seneng-seneng aja sekarang. Tapi liat, 10 tahun kemudian dia akan nangis, “MAMA AKU GAK MIRIP ARTIS MAMA, AKU GAK MIRIP SHAUN”.

Perjalanan gue lanjutin kembali. Karena gak nemu yang aneh lagi, gue putusin buat cari makan.
Namanya juga pasar, makanan apapun ada di sono. Dari yang paling dominan seperti: Bubur ayam, sampai yang paling jarang di temui seperti: Bubur sapi (emang ada gitu). Tapi karena lagi gak mood makan yang berat-berat, gue cari cemilan yang bikin kenyang: Cakwe. Tukang cakwe nya jualan deket gor Sukapura.

Setelah membeli, kita cari tempat buat makan itu Cakwe. Gue cari tempat yang pojok dan yang banyak rumput dan pohonnya. Biar berasa kayak di hutan. Dan siapa tau aja ketemu Tarzan dan gue akan berkata, “Zan… cakwe… mau…?”

 Setelah cakwe habis, gue masih duduk-duduk bentar. Eh tiba-tiba datang bapak-bapak. Kirain mau nyapa kita kayak, “Hai sob, lagi ngapain”. Tau-taunya dia ngeloyong ke pohon (yang ada disebelah kita) terus dia buka celana dan currrrrr. Selangnya ngocor.

“Ya ampun,” kata gue dalam hati. Dia kencing gitu lho. 
Baru saja kita makan cakueh, eh dikasih  dessert  cacing kremi. Benar-benar absurd. Dasar bapak yang tidak punya malu. Perasaan sekitar situ ada masjid atau wc umum deh. Kenapa dia milih pipis dekat kita? Jangan-jangan dia mau pamer? Pasti dipikirannya saat kencing tadi, “Lihat! punya gue gede lho. Kuda aja kalah gede.”  Gue pun ngeloyong pergi, siap-siap muntah.


No comments:

Post a Comment